Rabu, 11 Juni 2014

"ABOUT THIS BLOG "

Diposting oleh Unknown di 01.54 0 komentar
Tujuan dibuatnya blog ini untuk memenuhi tugas ICT di Atro Muhammadiyah Makassar.Dengan adanya blog in saya dapat mengerti cara membuat blog.Blog ini dibuat untuk berbagi seputar radiologi.

Jumat, 30 Mei 2014

Teknik Pemeriksaan Ossa Pedis proyeksi AP ( foot AP Projection )

Diposting oleh Unknown di 06.32 0 komentar
•Ukuran Film dan ukuran kaset :

18 x 24 cm ( 8 x 10 in ) atau 24 x 30 cm ( 10 x 12 in )
 diletakan memanjang.(depending on the length of the foot )

• Posisi pasien (position of patient) :

    persilakan pasien untuk posisi supine (place the patient in the supine position).dan tekuk lutut secukupnya hingga telapak kaki menempel pada kaset.( flex the knee of enough to rest the sole in cassette)

• Posisi Objek ( position of part ) :

o Posisikan kaset dibawah kaki, dengan ossa metatarsi berada pada pertengahan kaset,
o Telapak kaki haus benar – benar menempel pada kaset.
o Gunakan spon untuk mengurangi pergerakan atau rotasi ( No rotation of the foot ) dan letakan marker R atau L.
o Shield gonads.


• Arah sinar ( central ray ) :
                                      tegak lurus dengan kaset pada pertengahan kaset, yaitu metatarsal tiga.

• Kriteria gambar ( evaluation criteria ) :
Kaki tidak berotasi ( No rotation of the foot )
Gambar simetris dan terlihat marker terlihat R atau L
Ada jarak diantara ossa metatarsi.
Terlihatnya gambaran Os. Talus sampai phalanges dan tarsals distal.


 
 

Teknik Pemeriksaan Ossa Manus

Diposting oleh Unknown di 06.24 0 komentar
Untuk ossa manus proyeksi yang digunakan meliputi Postero Anterior (PA), Lateral, Oblique, dan AP Perbandingan. Untuk lebih jelasnya simak di bawah ini.
Proyeksi Postero Anterior (PA) atau Dorsopalmar
Kaset : Kaset yang digunakan adalah kaset ukuran 18×24 cm untuk manus dangan besar rata-rata. Atau gunakan kaset ukuran 24×30 cm melintang untuk dua gambaran.
Posisi Pasien :
  • Untuk posisi pasien dalam pameriksaan radiologi. Pasien duduk menyamping pada tepi meja pemeriksaan.
  • Atur ketinggian pasien sehingga lengan pasien nyaman di atas meja pemeriksaan.
Posisi obyek :
  • Istirahatkan lengan antebrachi pada meja pemeriksaan dan tempatkan manus dengan bagian palmar di bawah menempel pada kaset.
  • Letakan MCP joints pada pertengahan kaset, dan atur kaset sejajar antebrachi dan manus.
  • Rentangkan jari-jari tangan yang di periksa.
  • Mintalah pada pasien agar tangannya relaks untuk menghindari gerakan. Cegah pergerakan yang tidak disengaja dengan menggunakan softbag atau plaster. Sebuah sandbag mungkin dapat diletakkan diatas distal antebrachi.
  • Jangan lupa gunakan apron pada pasien untuk melindungi organ sensitife.
  • Pada saat eksposure pasien diusahakan menoleh ke sisi yang tidak di foto atau menjauhi arah sinar.
FFD : 100cm
Arah sinar :
Atur sinar tegak lurus pada kaset pada Metacarpophlangeal joint Digit III.
Tampilan struktur :
Pada PA projection dari carpals, metacarpal, phalang, persendian, dan distal radius dan ulna tampak pada radiograf. Gambaran ini juga terdapat pada PA Oblique projection pada digit pertama.
Kriteria Radiograf
Kriteria radiograf yang tampak pada proyeksi ini yaitu
  • Tidak ada rotasi pada manus ditandai dengan
    • Lekuk pada metakarpal dan phalang sama pada kedua sisi
    • Soft tissue pada kedua sisi phalang sama besar
    • Jika terfisualisasi kuku di pertengahan pada masinhg masing distal phalang
  • MCP dan interphalangeal joint membuka menandakan manud diletakan rata pada kaset
  • Jari sedikit memisah ditandai tidak adanya soft tissue yang overlap
  • Terlihat anatomi distal radius dan ulna
  • Tampak soft tissue dan trabekula tulang
CATATAN : Ketika MCP joint dalam pemeriksaan dan pasien tidak dapat mengekstensikan tangan maka cukup tempatkan permukaan palmar bersentuhan dengan kaset. Posisi dari manus dapat dibalikan untuk AP Projection. Posisi ini juga digunakan untuk metakarpal ketika tangan tidak dapat diektensikan karena sakit, atau sebuah kondisi patologis.
PA Oblique Projection (Lateral Rotasi)
Kaset : Gunakan kaset 18 x 24 cm memanjang atau 24 x 30 cm melintang untuk dua gambar.
Posisi Pasien :
  • Dudukkan pasien di ujung meja radiografi.
  • Sesuaikan tinggi pasien untuk mengistirahatkan lengan bawah di atas meja.
Posisi Objek :
  • Istirahatkan lengan bawah pasien pada meja dengan tangan yang pronated dan telapak tangan yang beristirahat pada kaset.
  • Atur tangan obliq sehingga MCP joint membentuk suatu penjuru atau sudut kira-kira 45 derajat dengan kaset.
  • Gunakan irisan busa dengan sudut 45 derajat untuk mensuport jari-jari dalam posisi yang diekstensikan  untuk mempertunjukkan interphalangeal joints
  • Ketika memeriksa tulang telapak tangan (metakarpal), didapat PA projection ossa manus  memutar tangan pasien secara menyamping (secara eksternal) dari posisi yang pronated sampai ujung jari menyentuh kaset
  • Jika tidak memungkinkan untuk memperoleh posisi yang benar dengan semua ujung jari yang beristirahat (diletakkan) pada kaset. Angkatlah jari telunjuk dan ibu jari pada suatu material radiolucent. Pengangkatan digunakan untuk membuka jarak persendian dan mengurangi pemendekan dari phalang
  • Untuk pendekatan yang lain. Pusatkan kaset pada MCP joint dan atur garis tengah paralel dengan poros antebrachi dan manus
  • Gunakan apron pada pasien untuk mengurangi radiasi serap
FFD : 100 cm
Arah Sinar :
Tegak lurus kaset pada MCP joint digit III.
Tampilan struktur :
Hasil gambar yang dihasilkan pada PA oblique projection adalah jaringan tulang dan soft tissue manus. Posisi tambahan ini digunakan untuk menyelidiki fraktur dan kondisi patologis.
Kriteria Evaluasi
Berikut ini anatomi yang tampak pada radiograf
  • Terjadi sedikit overlap dari mekarpal tigadan empat serta empat dan lima
  • Sedikit overlap base dan caput metakarpal.
  • Metakarpal kedua dan ketiga memisah.
  • Interphalangeal joint dan MCP joint membuka.
  • Digit sedikitn terpisah dengan tidak overlap atas jaringan lunak mereka.
  • Semua anatomi distal radius distal dan ulna.
  • Tampak jaringan tipis (soft tissue) dan trabecula tulang.
CATATAN : Lane Kennedy dan Kuschner merekomendasikan penggunaan oblique projection untuk mendemonstrasi yang lebih baik untuk kelainan bentuk metakarpal atau fraktur. Proyeksi ini dicapai dengan memutar tangan pasien 45 derajat mediatelly (internal) dari posisi telapak tangan dibawah.
Kallen  merekomendasikan menggunakan tangensial oblique projection untuk menunjukkan fraktur caput metacarpal. Dari posisi tangan PA, MCP joint yang fleksi 75-80 derajat dengan dorsum digit beristirahat di kaset. Tangan diputar 40-45 derajat ke arah permukaan ulnaris. Kemudian tangan diputar 40-45 derajat ke depan sampai pada MCP joint diproyeksikan melampaui proksimal phalang. Pusat sinar tegak lurus diarahkan tangensial melalui MCP joint. Variasi rotasi digambarkan untuk menunjukkan kedua base metakarpal bebas dari superimposisi.
Proyeksi Lateral (Mediolateral atau lateromedial)
Kaset : Untuk Proyeksi ini gunakan kaset 8 x 24 cm membujur untuk tangan ukuran rata-rata atau 24 x 30 cm melintang untuk dua gambar.
Posisi pasien :
  • Persilahkan pasien duduk di ujung meja radiografi dengan antebrachimenempel dengan meja dan ossa manus pada posisi lateral dengan aspek ulnaris di bawah
  • Alternatif, tempat sisi radial dari pergelangan tangan menempel kaset. Namun, posisi ini lebih sulit bagi pasien.
  • Jika siku diangkat, dukungan dengan sandbag.
Posisi Objek :
  • Ekstensikan digit pasien dan atur digit pertama di sudut kanan palmar
  • Tempatkan permukaan palmar tegak lurus terhadap kaset.
  • Pusat kaset pada MCP joint, dan atur garis tengah sejajar dengan tangan dan lengan bawah. Permukaan ulnaris letakkan pada menempel meja. Imobilisasi ibu jari mungkin diperlukan.
  • Atur phalang digit 2-5 superposisi
  • Jangan lupa gunakan apron pada pasien untuk melindungi organ sensitife.
FFD : 100 cm
Arah Sinar :
Vertikal tegak lurus pada kaset pada MCP joint digit II
Tampilan Struktur :
Gambar radiograf ini menunjukkan proyeksi lateral manus dalam keadaan ekstensi, posisi ini biasa digunakan untuk lokalisasi benda asing dan fraktur metacarpal. Teknik eksposure tergantung pada benda asing.
Kriteria Evaluasi
Anatomi yang ditunjukan pada proyeksi ini
  • Ossa manus dalam posisi true lateral ditunjukan dengan
    • Phalang superposisi kecuali ibu jari
    • Superposisi metakarpal
    • Superposisidistal radius dan ulna
  • Ekstensi  digit
  • Ibu jari bebas dari gerakan dan superimposisi
  • Terlihat anatomi distal radius dan ulna
  • Setiap garis tepi tulang superimposisi bayangan dengan metakarpal lain
CATATAN : Untuk menunjukkan fraktur lebih baik dari metakarpal kelima. Lewis merekomendasikan agar tangan rotasi 5 derajat posterior dari posisi true lateral. Posisi ini menghapus superimposisi dari metakarpal kedua sampai keempat. Ibu jari ekstensi, dan tangan diperbolehkan berongga oleh relaksasi. Central ray menyudut sehingga pas sejajar dengan ibu jari dan memasuki pertengahan dari metakarpal kelima.
Proyeksi Ap Perbandingan (Norgaard Metode)
Metode norgaard. Kadang-kadang disebut sebagai ball-catcher position, posisi ini membantu dalam mendeteksi perubahan radiologis awal yang dibutuhkan diagnosis rheumatoid arthritis. Norgaard melaporkan mungkin sering untuk pembuatan diagnosis dini dari rheumatoid artritis dengan menggunakan posisi ini sebelum tes laboratorium yang positif. Dia juga menetapkan bahwa intensifying screen memiliki butiran sangat halus akan digunakan untuk menunjukkan resolusi tinggi. Low kilovoltage (60 sampai 65) dianjurkan untuk mendapatkan kontras yang diperlukan.
Dalam sebuah artikel yang lebih baru. Stapezynski3 merekomendasikan proyeksi ini untuk demonstrasi fraktur dasar metakarpal kelima.
Kaset : Untuk proyeksi ini gunakan kaset 24 X 30 cm membujur
Posisi Pasien :
  • Pasien duduk di ujung meja radiografi. Norgaard merekomendasikan bahwa kedua tangan akan diradiografi di posisi setengah supinate untuk perbandingan.
Posisi Objek :
  • Tempatkan kedua telapak tangan bersama-sama. Pusatkan MCP joint pada aspek medial pada kedua tangan pada kaaset. Kedua tangan harus dalam posisi lateral.
  • Tempat dua  spons radiolusen 45 derajat terhadap aspek posterior dari masing-masing tangan.
  • Rotasi tangan pasien untuk posisi halfsupinate sampai permukaan dorsal setiap tangan bertumpu pada spons 45 derajat.
  • Ekstensikan jari-jari pasien, dan sedikit abduksikan ibu jari untuk menghindari superimposisi.
  • Metode asli dari posisi tangan sering diubah. Pasien diposisikan mirip dengan metode yang diterangkan kecuali jari-jari tidak ekstensi. Sebaliknya jari-jari  seolah-olah menggenggam seperti akan menangkap bola. Informasi diagnostik ini ditunjukkan dengan posisi sendiri.
  • Gunakan apron pada pasien untuk melindungi organ sensitife.
FFD : 100 cm
Arah Sinar :
Tegak lurus ke titik tengah antara kedua tangan selevel MCP joint untuk salah satu dari dua posisi pasien.
Tampilan Struktur :
Hasil gambaran menunjukkan proyeksi AP 45 derajat obliq dari kedua tangan. Radiologi awal mengalami perubahan signifikan dalam membuat diagnosis arthritis rheumathoid, simetris, sangat rendah, garis luar tulang tidak jelas sesuai dengan penempatan dari sendi kapsul dorsoradial di ujung proksimal falang pertama dari empat jari. Selain itu, demineralisasi terkait struktur tulang selalu hadir di daerah tersebut langsung di bawah cacat kontur.
Kriteria Evaluasi
Berikut ini hasil yang tampak pada radiograf
  • Tampak kedua tangan dari daerah karpal ke ujung digit.
  • Kaput metakarpal bebas dari superimposisi.
  • Penggunaan tingkat kepadatan di atas kaput metakarpal.
 Sumber:http://bocahradiography.wordpress.com/2011/07/28/teknik-pemeriksaan-ossa-manus

faktor yang mempengaruhi kontras, detail, distorsi pada gambar radiografi

Diposting oleh Unknown di 06.12 0 komentar
Distorsi
Distorsi bentuk adalah perubahan ukuran dan bentuk gambaran dari obyek asli yang terjadi karena obyek mengalami pembesaran yang tidak sama untuk setiap bagiannya dan tidak sejajarnya obyek dengan film. Distorsi bentuk dibagi menjadi 2 yaitu :
Elongation; bentuk lebih panjang dari yang sebenarnya terjadi karena tube dan film tidak tegak lurus.
Foreshortening; obyek pada radiograf terlihat lebih pendek terjadi karena letak obyek dengan film tidak sejajar.

Distorsi dipengaruhi oleh :
Ketebalan Obyek (Object tickness); Pada obyek yang tebal OID untuk setiap bagian tidak sama menyebabkan magnifikasi setiap bagian obyek tidak sama. Obyek yang tebal lebih banyak mengalami distorsi dibandingkan obyek yang tipis. Obyek dengan diameter yang sama tetapi memiliki ketebalan yang berbeda akan menghasilkan image yang berbeda.
Posisi obyek terhadap pertengahan sinar  (Object position); Obyek sejajar film, gambaran yang diperbesar akan berbentuk sama dengan obyek pada film (berlaku untuk pertengahan sinar / oblik).
Ukuran dan bentuk bayangan dari  bola yang sama besar yang sejajar dengan  film tergantung letak lateralnya. Bentuknya akan sama dengan aslinya apabila pertengahan obyek (CP) ada pada pertengahan sinar dan detail gambarnya akan semakin baik.
Bentuk Obyek (Object shape); distorsi akan semakin terlihat jelas pada obyek-obyek yang memiliki bentuk tidak beraturan.

Kontras
Faktor yang mempengaruhi kontras radiografi:
Tegangan tabung
Perbedaan koefisien atenuasi linear gambar, dipengaruhi oleh kerapatan jenis dan nomor atom objek.
Radiasi hambur akan menurunkan nilai kontras
Penggunaan grid akan meningkatkan kontras radiografi dengan menyerap radiasi hambur.
Processing film : agitasi yang terlalu lama menyebabkan gambaran hitam meningkat (kontras menurun), cairan processing yang lemah menyebabkan kontras menurun

Detail
Obyek di dalam tubuh terdiri dari berbagai macam ukuran.Semakin kecil ukuran obyek maka semakin detil gambar anatomi yang harus didapatkan.
Sebagai contoh, bila ukuran obyek besar maka detil yang dihasilkan dapat diamati (tidak mengalami kekaburan), begitu pula bila ukuran obyek diperkecil, maka detil yang dihasilkan juga dapat diamati (tidak mengalami kekaburan). Jadi ketika tidak terjadi kekaburan maka baik obyek yang besar maupun yang kecil dapat kita amati. Sekarang bagaimana kalau obyek tersebut kita kaburkan?
Kekaburan mempunyai batas untuk mampu dilihat pada bayangan yang kecil. Sehingga kekaburan itu mengakibatkan keterbatasan penglihatan detil gambar. Ada tiga pengaruh dari kekaburan, yaitu:
  • Kekaburan mengakibatkan penurunan kemampuan untuk memperlihatkan detil anatomi obyek. Padahal hal tersebut sangat penting dalam penggambaran citra medik.
  • Kekaburan menurunkan nilai ketajaman (sharpness) struktur dan obyek citra medik. Sehingga ketidaktajaman (unsharpness) sering digunakan sebagai pengganti istilah kekaburan (blurring).
 

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS GAMBARAN

Diposting oleh Unknown di 06.01 0 komentar
1. Densitas
Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi. Kehitaman terjadi karena adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan. densitas yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x
Densitas dipengaruhi oleh:
a. Kilovolt (kV)
Menunjukkan kualitas sinar-x karena berhubungan dengan kemampuan sinar-x dalam menembus bahan
b. Mili Amphere (mA)
Menunjukan besarnya arus yang terjadi selama eksposi berlangsung.
c. Second (s)
Waktu eksposi/lamanya sinar-x yang keluar saat pemotretan dalam satuan detik.
d. mAs
kualitas sinar yang dihasilkan
e. FFD (Focus Film Distance)
Jarak pemotretan dari fokus pesawat ke film.
f. Ketebalan objek
Semakin tebal objek yang akan difoto, faktor eksposi semakin meningkat
g. Luas lapangan penyinaran
Intensitas sinar-x yang keluar dari tube sinar-x
Kontras
Perbedaan gambaran antara derajat kehitaman dan putih akibat adanya perbedaan daya absorbsi objek terhadap sinar-x.
Kontras radiografi dibagi menjadi 2:
  1. Kontras subjektif : perbedaan persepsi/penilaian mata , masing-masing orang dalam membedakan kontras radiografi.
  2. Kontras objektif : perbedaan gambaran hitam dan putih yang diukur dengan alat densitometer.
Faktor yang mempengaruhi kontras radiografi:
  1. Tegangan tabung
  2. Perbedaan koefisien atenuasi linear gambar, dipengaruhi oleh kerapatan jenis dan nomor atom objek.
  3. Radiasi hambur akan menurunkan nilai kontras
  4. Penggunaan grid akan meningkatkan kontras radiografi dengan menyerap radiasi hambur.
  5. Processing film : agitasi yang terlalu lama menyebabkan gambaran hitam meningkat (kontras menurun), cairan processing yang lemah menyebabkan kontras menurun.
3. Ketajaman gambar
Ketajaman gambar dipengaruhi oleh:
1. Faktor geometrik
Faktor yang berhubungan dengan pembentukan bayangan.
Dipengaruhi oleh:
a. Ukuran fokus
Setiap pesawat rontgen memiliki perbedaan ukuran fokus. Semakin kecil fokus, semakin tajam hasil gambaran
b. Jarak
Semakin jauh FFD atau semakin dekat OFD maka semakin tajam gambaran
2. Faktor pergerakan
Faktor yang berhubungan dengan objek dan pergerakannya.
2 macam pergerakan:
  1. Pergerakan subjektif, yaitu pergerakan yang disebabkan oleh organ-organ yang bergerak secara sadar, contoh: denyut jantung, paru-paru, dll yang menyebabkan kekaburan gambaran.
  2. Pergerakan objektif, yaitu pergerakan dari objek yang dapat dikendalikan secara sadar, contoh : pada tulang.
3. Faktor Fotografi
Faktor yang berhubungan dengan pencatatan bayangan


PENGERTIAN RADIOLOGI

Diposting oleh Unknown di 05.10 0 komentar
       Radiologi merupakan suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan non-pengion , yang biasa digunakan adalah sinar X. Bidang bidang dalam radiologi kita mengenal ada RADIODIAGNOTIK , RADIOTERAPI , KEDOKTERAN NUKLIR , USG (ULTRASONOGRAFI) , MRI (MAGNETIK RESONANCE IMAGING) . Mari kita lanjutkan penjelasan tentang satu persatu.
1. Radiodiagnostik : merupakan salah satu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang didokumentasikan.
2. Radioterapi : merupakan salah satu terapi penyakit terutama untuk penyakit seperti tumor yang mengalami keganasan dengan sinar radioaktif.
3. Kedokteran Nuklir : merupakan bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif untuk menegaskan diagnosa dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia.
4. USG : ultrasonografi merupakan penggunaaan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membantu diagnosa.
5. MRI : merupakan teknik diagnosa yang memanfaatkan medan magnet dan gelombang frekuensi radio. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan radiasi ionisasi, dan dapat diperoleh hasil berupa penampang dari berbagai arah.


 

Radiologi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review